Jangan Ragukanku, Walau Sepintas Angin Lalu


Tetaplah menjadi seseorang yang mampu meluluhkan hatiku, seperti sejak saat kali aku mengenalmu. Tetaplah seperti awalnya,  dengan mata dan senyum yang sama. Seperti awalnya, 4 tahun lalu. Kau tau kenapa? Karena cinta akan selalu memilih untuk bersama, kalaupun dia pergi berarti cintanya pun ikut pergi. Untukmu, selalu menjadi kuatlah denganku, menghadapi apa saja yang mugkin menawarkanmu pilu juga ragu. Ketika sedih-sedih itu mulai datang, kita buang saja dengan tega semuanya. Biarlah, jangan biarkan dia merasuk perlahan, karena dari yang pelan-pelan dia bisa menyelinap lebih dalam. Untukmu, dengarkan baik-baik kataku. Denganmu apa saja akan menjadi baik-baik. denganmu aku ingin menempuh jalan berbatu juga jurang yang terjang. Denganmu aku ingin menyeberangi bukit juga sungai deras juga apapun yang menakutkan. Karena denganmu aku tetap akan baik-baik saja. Menemukan tempat bertenang, melewati pahit dan manisnya jatuh cinta. Seperti dulu, saat aku awalnya mengenalmu.
Perasaan mungkin bisa jatuh pada banyak hati. Kepada lelaki romantis yang selalu menghiburku dengan nyanyian malam juga hiasan bulan bintangnya. Kepada lelaki soleh yang selalu mengingatkan ngajiku untuk tidak pernah lupa di tiap magribnya. Kepada lelaki perhatian yang tak pernah bosan menemaniku dan selalu ada ditiap susahku. Juga lelaki dengan hati lainnya yang kupilih untuk berlalu. Lihatlah, aku disini berhenti padamu, memilih kamu. Denganmu sajalah, tak perlu kau tanya mengapa. Kita susun rencana-rencana, kita jalani dengan jatuh bangunnya cinta. Kita jaga segala hal yang kita tanam penuh rasa suka. Jangan biarkan lara dan duka berlama-lama. Peluk aku, dan cobalah rasakan segalanya untukmu. Rasakan rindunya aku yang terjaga rapi, di tenang dan gusarku. Rasakanlah. Bagaimana? Yakinkah kau denganku yang memilihmu sebagai satu-satunya labuhanku?
Kelak nanti, kita akan mengenang lagi bagaimana melalui semua ini. Tentang hujan yang memeluk kita, tentang senja yang mendekap kita, tentang lautan yang menggulung kita, tentang tangis yang tumpah bersama kita. Pada waktunya nanti, aku ingin kamu tersenyum dan menyadari, kamu memang tak akan pernah terganti. Kita adalah dua hati yang akan menjalani susah senangnya tetap mencintai. Untuk saat ini, aku yakinkan hal demikian. Untuk selanjutnya, hakmu lah yang meyakini, jangan ragukanku yang benar-benar memilihmu menjadi labuhanku.
Kalau boleh aku ceritakan sedikit, banyak yang diam-diam menawarkan dan bisa membuat bahagia. Namun kamu sajalah yang ingin kujadikan seseorang yang kemudian disebut berdua. Tak usahlah yang lain, aku tak ingin. Kau sajalah yang ingin aku jadikan teman hidup, berbagi perkara denganmu. Orang yang ingin ku peluk saat rapuh pun bahagiaku. Maukah? Tempat mencurahkan segala rasa di dada. Kamu sajalah, cinta. Jangan meragukanku walau sepatah kata saja. Jangan meragukanku walau sepintas angin saja. Sebab, tak ada yang lain yang membuatku jatuh cinta seperti halnya kamu, seperti yang awalnya, 4 Tahun lalu. Kamulah cinta itu, rinduku berlabuh padamu.
Kemana saja pergi, hatimu kan ku bawa. Tak kan ku biarkan sedetik pun ku tinggalkan hatimu, takut kalau-kalau nanti hatimu dilirik wanita lain. Kamu saja yang ingin aku ingat, meski banyak yang lain yang lebih menarik. Sudah cukup kamu sajalah. Meski banyak perasaan baru mendekat. Namun, di dadamu setiaku mengikat. Aku setia. Tidak akan luluh dengan apapun juga, selain luluh sebab berasal dari dirimu sendiri. Tetaplah baik-baik saja di dalam hatiku, jangan ragukanku, walau sepintas angin lalu.

0 Response to "Jangan Ragukanku, Walau Sepintas Angin Lalu "

Posting Komentar