Tetaplah Disini, Walau Banyak yang Tak kau Iya-kan


Aku tahu, kamu juga merasakan hal yang aku rasakan. Kita tak selalu sama dalam meng-iya-kan sebuah keputusan. Kau berbeda pendapat, aku pun juga. Kita tak selalu sama menyepakati sebuah hal yang memang harusnya. Ada beberapa hal yang ternyata kita tak sepandangan. Kau punya opinimu sendiri, juga aku yang tak ingin kalah denganmu. Namun pahamilah, tidak disana letak kebersamaan kita sesungguhnya. Memang harusnya begitu, kau tak harus meng-iya-kan apa yang tidak sepaham denganmu. Juga aku, tak harus meng-iya-kan apa yang tak sepaham denganku. Kita memang harus seperti ini, tak perlu ada yang dipaksakan. Menjadi dirimu sendri, juga aku menjadi aku sendiri. Kamu boleh menolak apa yang aku katakan, juga aku boleh menolak apa yang kamu inginkan. Aku rasa, itu hal yang wajar saja untuk dua orang yang awalnya berbeda. Toh, bukan berarti ini menjadi jurang untuk kita. Ini jembatan kita, menyatukan yang berbeda untuk kemudian menjadi hal yang sama. Tapi hanya saja, penyampaiannya yang harus diperhatikan. Kalau kau atau aku salah dalam penyampaian, salah juga nanti penerimaannya. Nantinya akan menimbulkan salah paham. Fatal bukan?
Untukmu. Kau pernah melihat orang-orang disekitarmu? Yang awalnya baik-baik saja, bercumbu bermesraan di depan umum. Bercanda gurau juga saling bercengkrama. Tiba-tiba mereka bertengkar.  Bertengkar di tempat keramaian. Bertengkar di pinggir jalan.  Bertengkar dalam mobil minta diturunkan. Berteriak memaiki tak perduli lagi pandangan orang. Atau bahkan kita sendiri? Yah, mungkin karena perbedaan yang tak mampu sampaikan dengan sepantasnya. Akhirnya fatal, salah paham. Sering pula mungkin suara melengking kemana-mana. Kau tahu? Terkadang pertengkaran sepasang kekasih seperti ini menjadi tontonan yang menarik bagi sebagian orang. Entah letak menariknya dimana. Tentu saja hal ini tak baik, bagi siapa pun yang melihatnya dan tetap menontonnya. Apa lagi bagi pasangan ini sendiri. Kalau pun harus putus saat itu juga sih mendingan.  Masalah satu selesai.  Kalau misalnya kemudian sama-sama menyadari hal konyol yang ada? Lalu saling memaafkan dan baikan? Yah, besok-besok ada kemungkinan terulang lagi. Jadi tontonan oranag banyak lagi.
Kamu harus paham satu hal. Kamu harus meyakini sebuah pandangan. Tentang aku, tentang hidupku, dan tentang bagaimana aku memandangmu dalam hidupku. Kita terkadang akan saling beda pendapat. Tidak semua hal akan kita lalui mulus seperti jalan tol. Kamu adalah seseorang yang ingin aku cintai dengan amat sangat.  Hanya kamu yang aku pilih menjadi pengisi kekosonganku diantara banyak hati yang singgah lainnya. Kamu labuhan, bukan singgahan. Tidak akan pernah ada niat untuk menyakiti pun mengkhianati dengan sengaja. Kalau pun nanti kita bertengkar atau tak sejalan pisah jalan, ingat aku sebagai orang yang menjadikanmu labuhan. Kembalilah! Pun kalau diperjalanan banyak kerikil juga lobang, genggam tanganku, tuntun aku agar tetap berada bersamamu. Yakinkan dirimu bahwa, apa pun yang terjadi kita hanya butuh untuk saling memahami. Tetaplah disini, dihatiku yang akan selalu menjadi tempatmu kembali. Sebab, bagiku juga begitu. Hatimu adalah tempat kembali, setelah lelah panjang aku memperjuangkan hal-hal yang ingin kunikmati dimasa depan. Nanti, bersamamu. Kalau pun banyak hal yang tidak saling kita iya-kan. Jangan pergi, belajarlah untuk saling memahami J

0 Response to "Tetaplah Disini, Walau Banyak yang Tak kau Iya-kan"

Posting Komentar