Aku letih, rasanya lelah sekali harus begini. Cinta jika kau cinta. Tak cinta jika kau hanya terpaksa. Katakan saja, tak perlu ada yang kau tutupi. Aku pun tak bisa memaksakanmu. Jangan ragu, aku tak mengapa. Akan lebih menyenangkan jika aku dicintai oleh yang benar-benar mencintaiku. Tak begini, hanya berkata rindu saja kau enggan. Hanya mengubungi saja kau berat. Sudahlah, aku mulai menjadi bosan. Aku juga menjadi letih.Kau ingat sudah berapa lama kita bersama? Bahkan juga pernah kau menjadi pergi dan mencampakkan aku. Iya, aku mengingatkan. Sampai kapan pun aku akan selalu ingat itu. Jangan kau kira aku bisa melupakan luka itu. Ingatlah, aku adalah pengingat yang handal. Bahkan aku bisa menggambarkannya dengan jelas jika kau ingin. Ingatlah ketika itu, aku bahkan sangat geram jika ingat yang demikian. Aku ingat, SEMUANYA.Kau tanya? Kau ingin tanyakan apa kepadaku? Tentang semua kebohonganmu, apa aku ingat itu? Aku ingat semuanya. Aku ingat semua dusta yang sengaja kau ucapkan hanya untuk membuatku terlihat menyedihkan. Sebenarnya yang terlihat menyedihkan itu aku atau kamu? Entahlah. Tapi aku ingat semuanya. Pandai sekali kau bermain drama, melebihi aku kau memainkan peran. Aku tertipu pula dengan lisanmu. Benar-benar manis ya ternyata bibirmu JApa lagi? Apa yang ingin kau ingat? Aku ingat semuanya. Ingin aku kembalikan ingatanmu? Terutama tentang wanita itu. Kau tau? Sampai detik ini, masih ada dendam yang begitu menyulut tiap kali mengingatnya. Jangankan mengingat wanita itu, terlintas namanya saja rasanya aku murka. Sungguh, aku ingat semuanya. Aku ingat muka sok manja nan menggoda itu yang kau pajang sesukamu memamerkan kepadaku. Kau pikir saat itu kau hebat ? waw, Aku ingat semuanya. Jangan kira waktu bisa mengikis ingatanku, Tidak ! Tidak akan.Baiklah sudah cukup. Aku hanya ingin menunjukkan saja, bahwasanya kita tak cukup baik-baik saja di masa lalu. Ada hal-hal buruk yang kita lewati. Wajar jika sekarang aku sering merasa letih. Karena pernah memilih untuk kembali itu bukan keputusan yang mudah. Aku harus menentang banyak orang. Dan imbasnya aku pula yang harus menanggungnya. Harusnya kau sadarlah akan hal itu. Aku pula yang harus berdiam sendiri tiap kali kau buat aku luka. Kau fikir aku bisa apa? Mengadu pada mereka? Kau tau bagaimana nanti mereka akan mengejekku setelah apa yang pernah aku putuskan? Ingat, AKU MEMUTUSKAN KEMBALI. Aku kembali setelah yang kau lakukan. Ada harapan besar dalam diri bahwa kau akan menjadi lebih baik lagi.Sekarang, semua tak sama ku rasa. Benar adanya. Benar apa yang dikatakan oleh semua. Yang kembali tak akan sama seperti semulanya lagi. Begitu juga aku. Tentang rasa ini. Memang cinta, tapi tak akan sama dengan semulanya. Pasrah, masa bodo, terserahlah. Itu yang sekarang ku rasa. Kalau kau ada ya syukur. Kalau kau sibuk ya mau gimana lagi. Tak akan pernah aku menuntutmu lagi untuk ini itu. Dan kau juga tak bisa menuntutku untuk berbuat sesukamu. Ingat, semua tak sama seperti mulanya. Kini berbeda.Kita tak sedang berjalan sendiri-sendiri. Kita tetap pada jalur yang sama. Namun yang berbeda adalah waktunya. Tentang khawatir, aku akan tetap mengkhawatirkanmu. Meski hanya seperlunya. Tentang memenuhi inginmu, aku akan tetap memenuhinya, namun tak semuanya. Tentang berkata sebenarnya, aku akan tetap berkata yang demikian, walau tak akan seterbuka mulanya. Tentang memberikan waktu, aku akan tetap meluangkan waktu untukmu, walau tak sepenuh mulany. Ingatlah, kau pernah pergi meninggalkan. Dan kau pula yan meminta kembali. Jadi, jangan berharap semua akan sama saja jika sikap mu sendiri tak bisa kau ubah. Aku tak akan jatuh pada lobang yang sama. Tak akan lagi aku lukai hatiku sendiri hanya sekedar untuk bahagiamu. Benar, cinta juga tentang logika, bukan hanya rasa.Belajarlah dari apa yang pernah terjadi. Belajarlah untuk menjaga apa yang kau miliki. Sebelum pada akhirnya, perpisahanlah yang akan mengajarkanmu (LAGI) untuk menjaga J
Minggu, 12 Juni 2016
0 Response to "Sebelum Akhirnya, Perpisahan (LAGI) yang Ajarimu Untuk Menjaga"
Posting Komentar