Dear kamu,Aku tidak tahu kamu siapa, sekarang sedang dimana, sedang bersama siapa, tengah melakukan apa, atau bahkan kita pernah kenal atau tidak. Aku tidak pernah tahu. Kalau kau adalah orang yang selama ini aku kenal, dekat sekali denganku, ada di hari-hariku, atau bahkan pernah mengisi hatiku, itu sungguh kebetulan. Atau kalau kau adalah orang asing, yang tak pernah bersua sama sekali denganku, tak pernah mengenal aku sebelumnya, mungkin Tuhan akan pertemukan kita nanti. Ini untuk kamu, lelaki pilihan Tuhan yang akan menjadi pendamping di sisa waktuku untuk kemudian hidup dalam hari-hariku.Untuk kamu, lelaki pilihan Tuhanku...Aku tidak pernah bisa menerka siapa nantinya kamu. Atau bahkan, jika aku bisa memilih aku ingin sekali memilih seseorang yang selama ini ada di pikiranku. Tidak, aku tidak akan egois meminta kepada Tuhan untuk memberikanku seorang lelaki yang sempurna. Aku sadar diri, aku jauh dari kata sempurna. Baik pun tidak. Oleh karena itu, aku minta dalam setiap doa kepada Tuhan, nantinya tolong kirimkan kepadaku lelaki yang tak perlu terlalu tampan, tapi menyenangkan. Tak perlu berlimang harta, tapi bertanggung jawab. Tak perlu seperti ustad, asalkan bisa mengingatkanku kepada kebaikan, setidaknya mengingatkanku akan kewajibanku sebagai wanita. Tak perlu memiliki jabatan tinggi, asal tahu bagaimana cara menjaga keluarga. Tak perlu yang terlalu lembut, yang pasti satu hal, bisa menghargai wanita. Sudah, aku sudah cukup dengan semua itu. Selebihnya, bisalah sama-sama untuk memperbaiki diri dan menjadi pasangan yang damai.Ah, kalau pun nantinya kamu tidak seperti itu, yah tidak masalah. Karena pilihan Tuhanku pasti jauh lebih baik dari yang aku impikan. Kalau pun nantinya kamu benar-benar jauh dari inginku, yah mari kita sama-sama perbaiki diri untuk melengkapi satu sama lain agar menjadi lebih dekat lagi. Kita akan bangun bersama, menyatukan yang beda, melengkapi yang kurang, dan memenuhi yang kosong.Melalui surat ini aku sampaikan kepadamu, lelaki pilihan Tuhan. Aku ingin sebelum nantinya kau menyesal seperti yang sebelumnya, kau pahami aku secara gamblang. Untukmu, aku kisahkan sedikit. Aku bukanlah seorang gadis alim nan soleha yang menutup aurat dengan jubah dan jilbab panjang untuk menutupi dadaku, terkadang aku juga mengenakan pakaian ketat dan jilbab tersingkap di bahu. Atau bahkan, aku sering lalai untuk mengenakannya ketika aku pergi melangkah ke dekat rumah. Yah, aku harap kau paham. Kalau kau tak suka, aku maklumi dan kau bisa mundur. Tapi satu hal, aku selalu ingat bahwa belajar itu proses, dan proses menjadi lebih baik aku lakukan setiap saat.Aku bukan gadis modis yang menggunakan barang-barang brand, aku tidak tahu cara membedakan mana lipstik harga 50 ribuan mana yang 500 ribuan. Yang mana tas harga langit, tas impor, jam mahal, sepatu kulit, atau apalah. Aku tidak tahu semua itu, maaf. Aku gadis yang terlahir dari keluarga sederhana. Aku tidak tahu semua harga aksesoris kecantikan itu, yang mungkin bisa membuatmu nantinya terlihat hebat di depan teman dan kenalanmu. Aku hanya paham bahwa harga bahan-bahan dapur tiap saat terus naik. Sebisaku mengatur uang 50.000 cukup membeli beras, cabe, bawang, sayuran, dan bahkan daging kalau bisa. Aku bisa mengatur itu, tapi tidak dengan aksesoris kecantikan.Saat wanita-wanita diluar sana terlihat cantik dengan sulam alisnya, aku bisa apa? Yah repot sekali kalau 5 kali wudhuku sehari semalam melunturkan alis sulaman itu. Makanya, aku cukuplah bersyukur memiliki alis yang tidak akan pernah luntur ini meski di basuh ribuan kali wudhu.Kau pasti suka liat wanita-wanita cantik di luar sana, yang hobinya nongkrong di cafe, mojok di pantai, keluar masuk salon, hits lah pokoknya. Maaf, maaf sekali lelaki pilihan Tuhanku. Aku tidak seperti itu. Tempatku hanya di kampus, di kamar kost, di rumah, kadang-kadang keluar juga, tapi itu pun hanya sebagai pelepas lelah. Yah, maklum lah hobi ngehits seperti itu butuh modal besar, apa lah aku yang sekarang masih mahasiswa. Aku tak sanggup menghabiskan uang orang tuaku yang memeras keringat banyak hanya untuk kata “Hits” belaka. Maaf, kalau sampai disini kau sudah tak tertarik, kau bisa mundur. Ku peringatkan, jangan sampai kau menyesal seperti yang sebelumnya.Ah ya, aku pernah di campakkan. Katanya aku terlalu melawan. Tapi sungguh, demi Tuhan yang selama ini aku sebut setiap saat. Aku bukan wanita penentang. Aku tidak pernah diajarkan untuk melawan sedari kecil. Aku selalu menghormati yang lebih dewasa, apa lagi itu orang tua. Aku paham betul bagaimana caranya menghargai. Aku patuh, jangankan melawan, terkadang berkata kasar pun tidak bernyali. Karena sedari kecil aku selalu menerima perlakuan baik, dan itu yang aku tanamkan hingga sekarang. Kalau pun nantinya kau dapati aku tak sesuai harapanmu, bukan berarti aku melawanmu. Aku hanya terdesak, ada tekanan yang ku harap dapat kau dengarkan. Tolong, aku tidak akan pernah berlaku kasar. Demi apa pun, aku bisa amat sangat patuh kepadamu, lelaki pilihan Tuhanku. Asal kau mengkomunikasikannya dengan baik pula. Aku hanya perlu kau hargai aku, dan tidak berlaku seenaknya kepadaku. Selebihnya, aku akan tunduk kepadamu.Ah, iya. Aku terlalu banyak berkata. Tapi setidaknya ini untuk kau pahami. Suatu saat, kalau kau yang menjadi pilihan tuhan, kau paham sedikit hal tentangku. Kalau ada banyak hal yang tak kau suka dari ceritaku, dan tak yakin dengan yang aku ungkapkan. Kau bisa mundur, jangan di paksakan, jangan nantinya malah menyesal seperti yang sebelumnya.Teruntuk kamu, lelaki yang masih di sembunyikan Tuhan. Aku tahu kamu pasti adalah seorang yang amat saat baik. Yang nantinya bisa menjadikan aku baik pula sepertimu. Entah siapapun kau. Lelaki yang mungkin aku kenali, atau tak ku ketahui sama sekali. Ini surat dariku, untukmu. Moga-moga kau tak menyesal telah dipilihkan Tuhan untukmu. Moga nanti kita bisa bersama membuat bahagia. Bukan saling melukai, tapi saling mewarnai.Salam Manis Dariku,Calon Wanitamu.
Rabu, 14 September 2016
0 Response to "Sepucuk Surat Untuk Lelaki Pilihan Tuhanku"
Posting Komentar