Jangan Bersinar Untuk Hati yang Lain


Hai guys..
Aku sempat terpuruk dan jatuh dalam sekali ketika akhirnya aku harus berpisah dan mengakhiri semua. 3 hari kelam membuatku merasa ketidakadilan dimana-mana. Tapi karena kalian, karena penguatan kalian sedikit demi sedikit aku bangkit dan mulai menata hidup. Mungkin sepintas menurut kalian dia salah. Menurut kalian dia jahat, tapi sebenarnya ada hal lain yang ngak bisa aku ungkapin dan semua itu hanya aku, dia, dan Tuhan yang tau.
Dia... kata-kataku ngak akan pernah habis untuk terus memujanya dan terus menyebut namanya. Semenjak dia pergi, rasanya semakin dalam rasa yang aku rasa. Salah? Iya mungkin bagi kalian ini salah. Untuk apa aku tetap mencintainya sedangkan aku tercampakkan. Tapi sungguh, kenyataan yang kami jalani tidak seperti ini. Kami sama-sama tersiksa dengan keadaan ini. Bagaimana dia harus berpura-pura bahagia dengan kelakuannya yang akhirnya membuat dia di judge teman-temanku. Dan begitupun aku yang terus berpura-pura tidak tau apa-apa tentang keadaan yang saat ini tengah mencekiknya. Bagaimana kami harus berpura-pura seperti ini dan ini sangat menyakitkan.
          Kalian, apa yang kalian fikirkan tentang hubungan ini? Apa yang kalian fikirkan tentang berakhirnya hubungan kami? Kesalah pahaman? Bosan? Orang ketiga? Perselingkuhan? Kebohongan? Ketidakcocokan? Kesibukan? Atau apa?  Kami selalu beradu pendapat 4 tahun terakhir, kami sering berselisih paham dan akhirnya bertengkar, tapi cinta itu menyatukan kami kembali dan menjauh dari perpisahan. Tentu, bukan kesalahpahaman yang mengakhiri hubungan kami. Lalu apa? Bosan? Kalian tau? 4 tahun kami habiskan dengan saling mengingatkan untuk bahagia. Bagaimana kami menghabiskan weekend bersama, bagaimana kami mengabadikan setiap kebahagian bersama, bagaimana kami yang setiap saat ingin bertemu. Bosan? Ternyata bukan bosan yang membuat kami akhirnya harus berakhir. Lalu apa? Orang ketiga? Perselingkuhan? Demi apa pun. Dia adalah sosok yang sangat menjaga perasaanku. Dia adalah sosok yang selama 4 tahun ini tidak pernah sedikit pun berpaling dariku. Meski dengan semua kekurangan dan keterbatasanku. Beribu wanita cantik yang mungkin menghampirinya dan membuat aku terkadang cemburu. Membuat aku merasa tersaingi, tapi toh dia selalu menjadikanku istimewa, layaknya dia memperlakukan bidadarinya (ibunya). Bagaimana dia diajarkan untuk menjaga hati hanya kepada satu cinta, dan itu tertanam di dirinya. Lalu apa? Bukan orang ketiga dan perselingkuhan yang membuat kami berakhir. Lalu apa? Kebohongan? Kalian yakin? 4 tahun bersama, kami pernah saling membohongi satu sama lain. Tapi apa? Akhirnya kebohongan itu kami sendiri yang membongkarnya. Kami sendiri yang akhirnya mengakui kebohongan kami. Kami yang kemudian mencoba memperbaiki diri untuk saling terbuka satu sama lain. Dan ternyata, masih bukan. Bukan kebohongan yang membuat hubungan kami berakhir.
          Atau kalian ingin bilang apa? Ketidakcocokan? Kesibukan? Atau apalah. Kalian yakin? Aku menantinya dengan penuh kesetiaan saat dia tengah berjuang untuk masa depannya. Bagaimana mungkin hanya karena kesibukan kami berakhir. Lalu apa? Apa? Adakah yang bisa menjawab kenapa kami harus berakhir? Sedangkan 4 tahun kami bertahan dengan segudang rintangan yang tidak mudah.
          Jawabannya adalah, restu Tuhan kami terhambat. Lalu kami bisa apa? Memaksa? Tidak bisa. Lalu bagaimana? Hanya berpura-pura. Dia berpura-pura bahagia sedangkan aku berpura-pura baik-baik saja. Siapa yang bodoh? Setidaknya ini tidak sebodoh melepaskan orang yang telah menyerahkan semua untukmu dan kamu memilih pergi tanpa meninggalkan pesan. Itu yang BODOH

          Sampai detik ini. Masih belum ada orang yang bisa memahami dan dapat menjadi tempat untuk menumpahkan semua rasa ini. Kepada tuhan yang selalu kudekati saat aku lemah, terkadang pun aku malu dan kemudian bertolak ke sudut kamar lagi. Sampai detik ini, teman-teman dekat pun tak paham betul bagaimana memulihkan hati ini. Dan akhirnya, kami sama-sama tersiksa LAGI.
          Lebih dari itu. Mungkin caranya salah. Dengan seperti itu bukan membuat keadaan membaik. Itu malah membuat mereka semakin menghukummu. Dengan caramu, kau menyakitiku lebih dalam setiap detiknya..
          Kau... kau.. kau. Matahariku yang telah terenggut dan hilang. Jangan pernah bersinar untuk hati yang lain kecuali untukku. Karena aku cemburu. Bagaimanapun, saparuh hatiku masih belum kau kembalikan. Dan ini menyakitkan. Demi apa pun, jangan bersinar untuk hati yang lain.

0 Response to "Jangan Bersinar Untuk Hati yang Lain"

Posting Komentar