Warna Cinta, Bukan Hanya Merah Jambu



Tiana_putri (26des2015)

Hai guys...
Maaf beberapa waktu yang lalu saya sempat kalut dalam sebuah masalah. Yang semua itu membuat saya benar-benar terpuruk, dan merasa sulit untuk bangkit lagi. Tapi lambat laun saya mulai sadar, tiada cobaan yang diberikan Tuhan melebihi batas mampu hambanya. Dan saya percaya, rencana Tuhan akan indah setelah ini. Setidaknya sampai rasa ini perlahan memudar. Tidak, saya tidak menginginkan rasa ini hilang semuanya. Karena Tuhan menciptakan rasa ini dengan begitu indah. Saya hanya berharap setidaknya rasa ini bisa mengikis dan bisa menghapus setidaknya sakit ini saja.
Guys, mari kita bicara tentang cinta? Apa cinta menurut definisi kalian? Oke kita runcingkan, mari kita membahas masalah cinta remaja. Cinta kepada lawan jenis misalnya. Baiklah kita mulai. J
Pertama, bagi saya cinta itu bukan sekedar tentang sebuah status diantara dua insan. Yang ketika yang satu mengucapkan cinta kepada yang lain dan diterimalah cinta itu. Bukan, bukan sesimpel itu kawan. Ini hanya ucapan. Paling tidak, cinta itu butuh tindakan. Saat cinta dipandang dari sebuah kejelasan status, kau akan merasakan bagaimana status itu dengan mudah dapat hilang. Dan hilanglah cinta yang kau bangga-banggakan.
Kedua, cinta bukan sekedar memiliki. Baiklah, mungkin sangat indah jika ketika kita mencintai seseorang dan kita juga dapat memilikinya, seutuhnya. Tapi bagaimana disaat cinta itu harus terpisah ruang dan waktu? Memiliki disini bukan hanya sekedar memiliki hatinya, tapi juga raganya. Utuh, seutuh-utuhnya. Kau mencintai seseorang, kau miliki hatinya, namun kenyataannya di ruang dimensi lain dia pun membagi hatinya untuk orang lain. Dan raganya bukan milikimu, tapi milik orang yang memiliki setengah hatinya. Dan kembali, hilanglah cintamu.
Ketiga, cinta bukan hanya tentang kebahagiaanmu. Tapi tentang kebahagiaan orang-orang dibelakangmu. Pahamilah, bahwa yang butuh bahagia atas cintamu bukan hanya kalian berdua. Egois rasanya disaat kalian berbahagia, berdansa ria,  bersenang-senang, sedangkan ada di luar sana hati yang merasa terabaikan. Merasa sakit. Begitu egoisnya saat kalian mementingkan kebahagiaan pribadi dan mengesampingkan perasaan orang-orang sekeliling yang juga pantas untuk bahagia. Bukankah sahabat-sahabat kalian, teman kerja kalian, mantan-mantan kalian juga pantas untuk bahagia atas cinta kalian? Dan yang paling penting, kebahagiaan orang tua kalian. Kalian berhak untuk bahagia bersama pilihan hati kalian, yang mengerti kalian seutuhnya, yang memahami kalian sepenuhnya, yang mendengarkan kalian dengan penuh hati. Tapi alangkah berbaktinya kalian jika kalian merelakan semua itu untuk senyum dan kelegaan orang tua kalian. Ingat, cinta tidak seegois itu. Cinta masih tentang bahagia orang-orang dibelakang kalian, yang mungkin merasa cemburu karena waktumu habis untuk kekasih hatimu. Lagi-lagi, kau akan kehilangan cintamu. Dan semua akan menjadi sakit.
Lalu, apa lagi definisi cinta menurut kalian? Saya percaya satu hal, Tuhan menitipkan hati bukan kepada orang yang salah. Hanya kita yang perlu mengolahnya menjadi sebuah cinta yang benar-benar pantas. Apakah sampai disini arti cinta menurutku? Tidak, belum berhenti sampai disini.
Cinta, banyak hal yang tergambar dipikiran saya tentang perasaan yang satu ini. Awalnya, saya menggambarkan ini dengan bentuk hati berwarna merah jambu. Saya menggambarkan cinta ini dengan sejuta keindahan dimuka bumi ini. Saya mengambarkan cinta dengan sunrise, dengan sunset, dengan pelangi, dengan warna merah jambu, dengan mawar, dengan taburan bintang, dan dengan semua keindahan jagat raya ini. Namun seiring berjalan waktu, ternyata cinta itu tak seindah gambaran saya. Sangat pantas jika cinta itu digambarkan dengan hal-hal lain, bukan tentang keindahan saja.
Lalu, bagaimana cinta itu? Cinta, saya merasa mencintai dengan sangat tulus ketika saya belajar mengikhlaskan cinta itu harus hilang dari kehidupan saya. Dengan tiba-tiba dan tanpa kesalahan. Begitu cinta, mengikhlaskan cinta itu hilang tanpa permisi. Saya merasa begitu cinta, sakit amat sangat sakit.
Cinta, saya merasa mencintai dengan sangat tulus ketika saya yang amat sangat membutuhkannya harus berdiri sendiri tanpa pegangan darinya, tanpa semangatnya, tanpa ucapan manis darinya, dan tanpa senyumnya. Sakit, sangat sakit.
Cinta, saya merasa mencintai dengan sangat tulus ketika saya kehilangan dia dan kemudian kesehatan saya memburuk, pikiran saya kacau, badan saya lemas, otak saya buntu, dan harapan itu serasa hilang. Itu cinta, sangat menyakitkan.
Cinta, saya merasa mencintai dengan sangat sempurna ketika saya mampu membuat seseorang bangkit dari keterpurukannya, mengawalnya yang berjuang dari angka nol, yang menemani dia latihan keras untuk cita-citanya, yang memperbaiki akhlakny, membuat dia menjadi kebanggaan ayah-ibunya, dan merubahnya menjadi manusia yang mengerti tanggung jawab, namun setelah itu saya ditinggalkan. Begitu cinta, sangat menyakitkan.
Cinta, saya merasa mencintai dengan sangat sempurna ketika saya yang tercampakkan, dibuang begitu saja, namun tidak merasakan kebencian sedikit pun. Malah semakin taat kepada pencipta saya, dan terus mendoakan kesehatannya, keselamatannya, dan kebahgiaan orang tuanya. Begitu cinta, ada indahnya.
Perlahan saya sadar, bahwa saya amat pantas untuk mendapatkan cinta yang lebih sempurna dari sekedar sakit hati dan kekalutan. Namun, tak semudah itu melupakan semua kenangan yang tergambar jelas disetiap sudut kota ini. Satu persatu, kenangan itu mungkin muncul disaat saya tengah sendiri dan membuat denyut jantung mengencang. Tapi saya percaya, tuhan akan membantu saya keluar dari semua ratapan ini.
Guys, begitu cinta. Banyak hal, dan banyak warna yang bisa kau gambarkan menjadi sebuah  cinta. Hitam, putih, jingga, abu-abu, biru, hijau, kuning, ungu, merah, atau warna apalah itu. Percayalah, cinta yang dititipkan tuhan bukan kepada orang yang salah. Hanya kau perlu mengolahnya untuk menjadi pantas, pantas untuk lingkunganmu, keluargamu, dan TUHANMU.

1 Response to "Warna Cinta, Bukan Hanya Merah Jambu"