Apa
kabar kalian semua? Semoga kalian selalu sehat dan dalam keadaan berbahagia.
Sory karena beberapa waktu yang lalu ngak sempet posting karena lagi sibuk
banget sama UAS dan tugas J gimana
UAS sama tugas kalian ? enak kah? Pastinya dong, karena setelah itu kita akan
sama-sama menikmati yang namanya LIBUR. Ahaha. Yang udah masuk sekolah, selamat
belajar di semester genap, semoga kalian selalu di berikan Tuhan semangat untuk
meraih mimpi kalian. Yang lagi sibuk kerja, ayo semangat juga. Syukuri apa yang
telah Tuhan berikan kepada kalian, toh masih banyak orang di luar sana yang
menginginkan pekerjaan kalian dan Tuhan tidak menempatkannya. Jadi, apa pun
yang Tuhan berikan, syukurilah J
Apa
yang akan kita bicarakan kali ini? Oke, kita akan sama-sama membahas tentang
“pilihan kita, dan pilihan Tuhan”. Timbul pertanyaan, kenapa harus membahas
ini? Apa pentingnya? Hemm, jelas penting sobat. Jadi begini, dalam kehidupan
kita, kita sering sekali berkeluh kesah dengan apa yang kita miliki sekarang.
kita selalu protes dengan Tuhan tentang yang saat ini kita miliki. Masih kurang
lah, tidak sesuai dengan keinginan kita lah, merasa doa-doa tidak di kabulkan
lah dan banyak lagi. Ngaku aj deh, pasti sobat sekalian sering kan kayak gini?
Saya juga kok, temen-temen saja juga, dan semua kenalan saya juga seperti itu.
Apa
contohnya? Banyak, banyak bangetssss. Pertama, kasus karir. Ketika lulus SMA,
teman-teman saya sibuk mengikuti les ini itu, bimbingan sana sini karena
ambisinya untuk masuk di salah satu universitas negeri dan pilihan jurusannya
hanya mau di tempat itu, tidak mau yang lain. Kita ambil satu contoh teman
saya. Dia, ingin masuk ke salah satu universitas di daerah Jawa sana di jurusan
Hukum. Padahal, di daerahnya juga ada universitas dengan jurusan itu, dan
akreditasinya sama. Apa lalu yang dicarinya? Entahlah, tapi dia sangat ambisi
untuk masuk ke universitas itu. Ketika pengumuman SNMPTN, dia lulus dan
diterima di universitas daerah dengan di jurusan hukum. Lalu apa yang terjadi?
Dia melepas apa yang didapatnya, dan itu berarti dia melepas pilihan Tuhan. Dia
terus mencoba, dia les private, dia bimbingan ke sana-sini, dia mengikuti tes
jalur mandiri, tapi hasilnya nihil. Tidak sedikit pun terlihat titik terang
bahwa dia akan diterima di universitas itu. Akhirnya, dia menganggur selama
setahun di rumah sambil terus les dan bimbingan. Bayangkan, sudah berapa banyak
uang orang tuanya terbuang untuk mengejar ambisinya itu? Itu karena apa? Karena
dia menolak pilihan Tuhan yang bagi Tuhan itulah yang terbaik.
Seiring
berjalannya waktu, dia terus mencoba. Satu tahun kemudian, penerimaan mahasiswa
baru kembali di buka. Dia mencoba di pilihannya yang sama dengan tahun yang
lalu. Semua jalur dan semua jalan telah di cobanya. Dan apa hasilnya? Tetap
saja, Tuhan memilihkan jurusan hukum di universitas daerah untuknya. Andai dari
awal dia sudah mengambil pilihan Tuhan, mungkin dia tidak akan membuang 1 tahun
usia pendidikannya dengan menganggur dan membuang begitu banyak keringat orang
tua untuk mencari biaya untuk ambisi anaknya. Apa yang salah? Usaha dia telah
sangat maksimal, dia terus berdoa dan berikhtiar, tapi ada satu yang dia lupa.
Dia lupa bahwa pilihan Tuhan jauh lebih baik dari yang dia inginkan. Dan
ternyata benar, sekarang orang tuanya sibuk dengan kegiatan kemasyarakatan dan
tidak ada waktu untuk mengurus usaha keluarga mereka. Kalau ini terus terjadi
semala bertahun-tahun masa kuliahnya, mungkin usaha mereka bisa bangkrut.
Dengan keberadaan dia di daerah, setidaknya dia bisa membantu orang tuanya dan
terus berada di sisi orang tuanya. Dan ternyata benar, setelah di jalani banyak
hal baik yang dia peroleh dari pilihan Tuhan.
Kedua,
kasus pekerjaan. Dia seorang wanita cantik 18 tahun. Dia sangat ambisius untuk
masuk ke sebuah sekolah tinggi untuk mendapat pekerjaan yang diidam-idamkan.
Semua uapaya telah dilakukannya. Dia belajar dengan sangat keras bahkan berdoa
kepada Tuhan setiap saat. Kamarnya penuh dengan tulisan-tuisan yang menunjukkan
betapa dia ingin masuk ke sekolah tinggi itu. Namun sayang, pilihan Tuhan
untuknya bukan di situ. Lagi dan lagi, akhirnya dia memutuskan untuk hijrah ke
Jakarta dan mencoba mengadu nasib di sana. Akhirnya dia diterima di sebuah
perusahaan dengan ijazah SMA. Tapi sayang, hal itu belum membuatnya puas. 1
tahun dia berjuang belajar mati-matian untuk mengejar ambisinya itu. Tes tahun
selanjutnya dia mencoba lagi. Namun tetap gagal. Padahal dia terus berusaha dan
telah mengadu kepada Tuhan. Bahkan sempat dia menangis terisak dan meraa bahwa
Tuhan tidak mendengarkan keluhannya, tidak mengabulkan keinginannya, dan bahkan
saat itu dia pernah merasa bahwa Tuhan jauh darinya. Dia benar-benar frustasi
dan menganggap bahwa semua nya sia-sia.
Ada
pembukaan tes masuk universitas swasta di Jakarta. Dengan sangat mudah dia bisa
masuk ke universitas itu dengan nilai yang sangat fantastis. Ini pilihan Tuhan,
ini rencana Tuhan. Disaat itulah dia sadar, dan tertunduk malu bersujud kepada
Tuhannya. Saat itu dia berfikir, andai saja dia masuk sekolah tinggi itu,
mungkin dia tidak dikenalkan dengan kerasnya hidup di Jakarta dan kerasnya
perjuangan. Betapa banyak orang di luar sana yang berijazah tinggi dan tetap
pengangguran. Sedangkan dia, dengan mengandalkan ijazah SMA bisa masuk ke perusahaan
dagang dengan memperoleh gaji yang sangat cukup untuk membiayayi kuliahnya sendiri. Sekarang, dia bisa kuliah
sambil kerja, waktunya dia manfaatkan dengan sangat baik. dan kemudian Dia
sadar bahwa, kegagalan adalah sebuah rencana Tuhan yang indah untuk memperoleh
keberhasilan. Kembali, pilihan Tuhan jauh lebih indah dari yang dia inginkan.
Ketiga,
kasus percintaan. Kasus ini sering terjadi dan semua orang pasti mengalaminya.
Ada orang yang kamu yakini adalah pasangan terbaikmu. Kau perjuangkan dia mati-matian.
Kau sayangi dia dengan segenap hatimu. Bahkan tak jarang kau berikan semuanya
untuk membuktikan cinta dan kasihmu untuknya. Dengan sebuah keyakinan, dia
adalah pilihanmu yang terbaik. Dengan keyakinan itu, kau mengabaikan
tanda-tanda Tuhan yang menunjukkan bahwa dia bukan yang terbaik untukmu. Kau
mengabaikannya dengan terus mempertahankannya yang jelas-jelas tak baik.
misalnya, semenjak menjadi pasangannya kau bukan lagi pribadi yang baik, kau
sering berbohong, kau sering berbuat ingkar, kau sering mengabaikan perintah
Tuhanmu, dan bahkan kau sering berbuat dosa dengan berdua-duaan dengan
pasanganmu. Dengan kondisi ini Tuhan sering menegurmu untuk berpisah. Tapi kau
malah mempertahankannya. Ingatlah, Tuhan tidak memberikan hal yang tidak baik untukmu.
Seperti
ini, saya punya teman. Dia punya pasangan yang saat itu sangat disayanginya.
Tiap hari mereka menjalani hari-hari bahagia bersama. Bahkan ketika itu Ujian
Akhir Nasional, mereka terus bersama. Pulang pergi bersama, saling menyemangati
satu sama lain. Bahagia bukan? Tapi apa? Semua yang terlihat dan dijalani tak
seindah kenyataan di belakangnya. Lelaki itu bukan lelaki baik untuknya.
Ternyata, lelaki itu menjalin hubungan dengan wanita lain di belakang temanku.
Bukan sebuah hubungan yang intim, tapi
kedekatan itu membuat perlahan sudah di luar batas. Bahkan pasangannya pernah
mengaku hubungan mereka sudah berakhir kepada wanita itu. Jelas ini membuat
temanku murka, dan memutuskan hubungan itu saat itu juga. Apa yang salah?
Kesetiaan telah diberikan, kasih sayang, kelembutan, pengertian, perhatian, apa
lagi yang kurang ? Entahlah, semenjak saat itu, dia sadar bahwa tak selamanya
yang menurutnya baik itu benar-benar baik untuknya.
Kebencian
itu terus ada dan membuat temanku amat sangat membenci pengkhianatan itu.
Sampai pada akhirnya, dia menemukan seorang lelaki yang sangat sempurna
untuknya. Yang dipilihkan Tuhan untuk wanita baik sepertinya. Kau bisa
bayangkan bagaimana lelaki ini? Dia adalah lelaki yang banyak di idam-idamkan
oleh kebanyakan wanita, dia lelaki yang pintar, tampan, pengetian, lembut,
penyayang, sholeh, apa yang kurang? Saya tahu betul lelaki ini. Mendekati kata
sempurna. Sungguh beruntungnya temanku ini saat pilihan Tuhan yang kali ini
tidak di sia-siakannya. Mereka merajut cinta dan telah menjalani hubungan yang
cukup lama, sudah 3 Tahun lebih. Selama
perjalanan cinta mereka, yang terjadi adalah mereka semakin menjadi insan yang
baik. saling mengingatkan kebaikan, dan semakin dekat dengan Tuhannya. Disini
terlihat jelas bahwa, saat kita menerima pilihan Tuhan, maka jangan takut.
Pilihan Tuhan adalah pilihan terbaik untuk kita jalani. Suka atau tidaknya
dengan pilihan Tuhan ini hanya akan terasa di awal. Selebihnya kau akan
merasakan kenyamanan dan rasa syukur yang mendalam dengan pemberian Tuhan yang
luar biasa dalam hidupmu.
Ayolah
sobat. Sudah berapa banyak pilihan Tuhan yang kau lewatkan demi mengejar
ambisimu yang nantikan hanya akan merugikanmu sendiri. Ingatlah bahwa, sebagus
apa pun skenario yang kalian idam-idamkan dan kalian buat, tidak ada yang bisa
mengalahkan indahnya skenario Tuhan. Sebaik-baiknya pilihan yang kau pilih, tak
kan sebaik pilihan Tuhan untukmu. Berhentilah mengeluh dengan apa yang kau
miliki yang kau rasa kurang. Jalani semua dengan ikhlas dan bersyukur. Banyak
di luar sana yang menginginkan apa yang kau miliki saat ini. Dan saat apa yang kau inginkan tak kau
dapatkan, jangan putus asa. Ingatlah bahwa Tuhan sedang mempersiapkan hadiah
terindah untukmu J Tuhan
Gantikan Pilihanmu dengan Pilihannya J
0 Response to "Tuhan Gantikan Pilihanmu dengan Pilihannya"
Posting Komentar