Tentang luka...Boleh kah aku menyebut kau sebagai alasanku terlukaa ?Sungguh, mencintaimu sama seperti mencari luka..Pedih memang, sakit benar, tapi toh bekasmu akan kekal..Bahkan saat kau bawa penawar sekali punSungguh, ini hati bukan sikuTentang luka...Bolehkah aku menyebutmu alasanku terluka?Sungguh, mencintaimu tak seperti aku mencintai hujan..Toh hujan tak pernah membuatku terlukaBahkan lecet pun tidak...Sungguh, ketika kusamai kau dengan hujan, naluri berontakKarena berbeda kau dengan hujanKau menoreh duka, hujan menanam sukaTentang luka...Kau, adalah manusia yang ditakdirkan untuk melukaikuDan hujan, adalah anugrah yang Tuhan turunkan untuk memelukkuAku, mencintai setiap rintik yang tuhan berikanKemudian rintik itu jatuh membasahi pipikuItu cinta, dia menyejukkankuAku, mencintai genangan yang dibuat oleh rintik hujanKemudian genangan itu aku mainkanDia pun tak marah, malah memercikkan airnya kepipikuSungguh ini cinta, membuatku tertawaKemudian kau, sebuah alasan untuk aku terlukaKau, datang, meminta cintaku, lalu hatiku, kemudian ragakuKau, pergi, merusak cintaku, mencuri keping hatiku, merusak ragakuSungguh,, bahkan hujan yang jatuh ketanah pun tak pernah merasa setinggi ituBetapa tulusnya hujan memelukkuDengan hangat, dengan lembut, dengan cintaSedangkan kau, alasaku terlukaKau memelukku dengan dinginmu, membuatku terbuai, lalu kau tikamTidakSampai Hujan tak kan turun lagi pun kau tak kan pernah seberharga hujanBahkan sampai aku merindukan rintik hujan yang mungkin tak kan jatuh lagi pun aku tak akan merindukanmuSungguh, Kau Alasanku Terluka Bukan HUJAN !
Selasa, 19 Januari 2016
0 Response to "Part 2 Kau Alasanku Terluka Bukan "HUJAN""
Posting Komentar